Selasa, 13 Agustus 2013

Puisi Islami yang menggugah



KETIKA KEMENANGAN TIBA

Lapar dan haus yang ditahan dalam ramadhan
Kalahkan nafsu angkara murka setiap pribadi
Kini telah datang kemenangan sejati
Raih kemenangan meniti hari-hari indah

Tradisi ramadhan warnai kehidupan
Lidah dan mata terjaga dari kemaksiatan
Hati  yang ikhlas, kaki  melangkah pada jalan ridhaNya
Dalam samudra lautan kehidupan

Suka cita satu  syawal tiada tara bergelura
Penuhi hati insan  beriman
Dengan segala  harapan atas ampunan
Jika terdapat khilaf  prilaku dan ucapan

Setumpuk makna ramadhan menghias  tiada tara
Segudang pelajaran bekal hidup dia titipkan
Untuk mengisi hidup dialam kebebasan
Agar  selalu  dalam  rel kebenaran   sejati.
7 agt 2013.

Kamis, 27 Juni 2013

Yu mencoba Menulis

Cara Cepat Mengalirkan Ide Menulis

Salah satu cara mengalirkan ide menulis adalah dengan membaca buku best seller ini: La Tahzan. Silakan cari di google ebook gratisnya.
Tips Lain Agar Ide menulis mengalir lancar adalah:
1. Membaca yang banyak
Membaca yang banyak dapat mengalirkan ide menulis. Saya telah merasakan manfaatnya dalam banyak waktu dengan efek yang dahsyat. Sehari saja tidak membaca maka kegiatan menulis menjadi fakum. Namun beda halnya dengan banyak membaca atau paling tidak membaca selembar dua lembar buku atau sekedar membaca blog tetangga, maka ide menulis mengalir dengan deras.
Ya, kawan. Membaca adalalah senjata menulis yang dahsyat. Ia mampu menunjuki kita cara dan teknik, menunjuki kita jalan, menunjuki kita ide,  yang sebelumnya tidak kita ketahui. Ia dapat membantu kita menjangkau ide-ide yang sebelumnya tidak kita pikirkan. Ia mampu melahirkan kreatifitas menulis.

Bila kita serius menukuni dunia penulisan ini maka banyak-banyaklah membaca. Dan dua aktifitas membaca berikut ini juga termasuk cara ampuh mengalirkan ide menulis.
2. “Membaca” pengalaman menarik orang Lain
Maksud saya memberikan tanda kutip (” “) pada kata “membaca” di atas agar kata membaca dapat diartikan secara luas dan mendengar juga termasuk salah satu dari aktiiftas “membaca” itu.
Nah, agar ide menulis kita datang mengalir, ada baiknya kita banyak mendengarkan pengalaman menarik orang lain dan bahkan kita bisa menjadikannya bahan tulisan. Kita bisa membuat puisi, cerpen atau bahkan novel dari cerita tersebut, khususnya pengalaman yang kita dengarkan sendiri dari pelakunya.
3. “Membaca” Teman dan Guru.

Selamat berkarya,    moga bisa.

Berlibur sambil Belajar

Memang dalam minggu terakhir ini sekolah tempat mengajar libur, karena anak-anak usai ujian dan kenaikan kelas.
Banyak agenda kegiatan sebulan sebelum libur ini, dari yang rutinitas ngajar, sampai  pada perkara
mempersiapkan anak-anak ikut perlombaan.   yah memangnya dalam perlombaan itu bermacam-macam motivasi , dari sekedar ikut,  melihat ,  sampai menginginkan juara. yah tentu saja
anak-anak  yang dibina, diarahkan masing-masing beda bakat dan kemampuan.
Oleh karenanya melihat dari hasil perlombaan tersebut , maka seorang guru , pendidik dan pengajar
harus lebih berbenah  lagi.    makanya di waktu libur ini berarti menyusun strategi lagi bagaimana -
agar peserta didik berhasil dg baik.

Rabu, 08 Mei 2013

Pidato Khalifah Abu Bakar assidiq

 …..Saudara-saudara sekalian, saya sudah terpilih untuk memimpin kamu semua, dan saya bukanlah orang yang terbaik diantara kamu sekalian. Kalau saya berlaku baik bantulah saya, kalau anda sekalian melihat saya salah, maka luruskanlah. Kebenaran adalah suatu amanah, dan dusta adalah pengkhianatan.
Orang yang lemah diantara kamu adalah kuat dipandangan saya, sesudah haknya saya berikan kepadanya, Insya Allah. Orang yang kuat diantara kamu adalah lemah dipandangan saya , sehingga saya terpaksa menarik kembali hak daripadanya, Insya Allah ! Janganlah ada seseorang dari anda sekalian yang mau meninggalkan jihad.
Apabila sesuatu kaum telah meninggalkan jihad (perjuangan dijalan Allah), maka Allah akan menimpakan kehinaan kepadanya.
Apabila kejahatan sudah meluas pada sesuatu golongan, maka Allah akan menyebarkan bencana kepada mereka.
Ikutlah saya selama saya taat kepada perintah Allah dan RasulNya. Tetapi apabila saya melanggar (perintah) Allah dan RasulNya maka tidak wajib anda sekalian mentaati saya. Marilah kita solat, semoga Allah memberi Rahmat kepada anda sekalian.”

Berusaha Menjadi Intelektual


    
-ANTONIO Gramsci dalam bukunya “Prison Notebooks” menyebutkan, setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi intelektual, tapi tidak semua orang adalah intelektual dalam fungsi sosial. Apa yang sebenarnya dimaksud oleh Gramsci dengan intelektual dalam fungsi sosial?


Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia atau KBBI (Badudu, 1996), intelektual diidentikkan dengan kaum intelek, kaum terpelajar, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Sedangkan di dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia (John M.Echols, 1989), intellectual diartikan sama dengan cendekiawan, cerdik dan pandai. Dalam Kamus Filsafat (Loren Bagus, 1996), intelek diartikan sebagai kemampuan untuk mengetahui, untuk mengerti secara konseptual, dan menghubungkan apa yang diketahui atau dimengerti.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kaum intelektual itu adalah sosok teladan, berpendidikan, dan mempunyai pengetahuan yang tinggi. Pertanyaan selanjutnya, apakah mahasiswa termasuk kaum intelektual?

Secara formal, mahasiswa memang kaum intelektual. Ia adalah kaum terdidik. Tapi dalam pengertian intelektual yang sebenarnya, tidak banyak mahasiswa intelektual itu. Setidaknya, hal ini bisa dibuktikan dengan potret mahasiswa dewasa ini. Bagaimana mahasiswa bisa dikatakan kaum intelektual sejati jika ia hanya mementingkan fashion dalam kehidupannya? Kegiatan sehari-hari hanyalah  main-main, jalan-jalan, hura-hura, dan malas dengan kegiatan yang bersifat akademik, seperti membaca buku dan diskusi. Sehingga tidak heran, jika banyak masyarakat umum pesimis untuk menaruh harapan pada kaum mahasiswa.

Dalam buku Herien Priyono yang berjudul Mind Writing (Leutika, 2010) menyebutkan, interlegos adalah sosok intelek yang memiliki tiga bangunan kuat yang membawahinya sebagai seorang yang cerdas, yakni paham dengan mendalam, prihatin sepenuh hati, dan tergerak ingin memperbaiki.

Dalam konteks mahasiswa, pertama paham dengan mendalam itu adalah belajar secara kritis dan tekun. Mahasiswa tidak hanya mengandalkan ruang kuliah, tetapi ia juga mencari ilmu lewat berbagai cara, seperti membaca buku, diskusi dan mengikuti kelompok kajian atau diskusi di luar kampus.

Ia berjuang agar memiliki jangkauan pemikiran yang luas dengan mengisi ruang pikirannya dengan berbagai pengetahuan yang berguna. Menggali sumur ilmu pengetahuan lebih dalam agar memperoleh air ilmu pengetahuan yang luas, itulah yang selalu diusahakannya. Ia benar-benar menerapkan konsep belajar seumur hidup seperti yang ajarkan di Pesantren.

Kedua, prihatin sepenuh hati. Yang dimaksud di sini adalah mahasiswa tidak hanya diam dan tertutup dengan kehidupannya sendiri, tapi juga berbaur dan terbuka dengan kehidupan masyarakat di luar kampus. Ketika ada sebuah persoalan di masyarakat, ia hatinya tergerak dan ikut merasakan persoalan masyarakat.

Ketiga, tergerak ingin memperbaiki. Di sinilah poin yang paling penting atas peran kaum intelektual. Ketika ada persoalan di dalam masyarakat kampus atau masyarakat di luar kampus, ia tidak hanya selesai diprihatin saja, melainkan melakukan pembenahan dan perubahan dengan kapasitas pengetahuannya. Orientasi dari gerakan yang dibangun bukanlah untuk popularitas, melainkan benar-benar upaya gerakan moral dan gerakan intelektual.


Kesimpulannya, sudah saatnya mahasiswa kembali ke spirit pemuda-pemuda dulu, di mana dalam konsistensi dan ketekunan meraka dalam mencari ilmu sangat kuat sekalipun situasi dan kondisi saat itu tidak nyaman dan penuh siksaan. Dulu, Bung Karno sekalipun menjadi tahanan politik Belanda dengan diasingkan, tetap saja ia berjuang dan belajar. Bung Hatta di dalam penjara melahirkan buku-buku yang fenomenal. Pramoedya Ananta Toer melahirkan karya-karya sastra sejarah yang mempesona dibalik jeruji besi. Pemuda pada tahun 1945 dengan jumlah sarjana yang tidak sampai 200 mampu memproklamasikan kemerdekaan dan membuat Undang-Undang Dasar 1945.

Apakah kita sebagai generasi penerus akan berdiam saja dan bermalas-malasan di tengah akses informasi yang begitu mudah dan ruang kebebasan yang sangat liar? Jawabanya, ada pada kita semua.

Romel Masykuri Intelektual Muda PMII ,     Menyeru  kita  semua  untuk  merenung  dan  berbenah diri,   ya mari kita coba , bila ada kemauan pasti   ada  jalan,
Maka  dari  itu H.Saripudin, S.Ag, MM.  tidak ketinggalan setiap kali ada pertemuan menghimbau semua dewan guru untuk menggali Ilmu Pengetahuan, Menambah Keterampilan dan Wawasan.


Sabtu, 27 April 2013

Prestasi

Jika ingin berusaha  dalam berkreasi  ,   ada harapan  tuntuk berhasil ,  karena masa anak-anak  ,  masa terbaik   untuk  berbenah   diri,   lalu   siapa yang mengarahkan,   membimbing   mereka
tentu    yang ahlinya . Syarat-syarat pendidik yang sukses   itu   antaranya   adalah :
1. Berilmu
2. Amanah
3. Kuat
4. Adil
5. kuat dan menyertai Anak
6. Shaleh  dan shalehan   serta  Do'a.

Mendidik Anak secara Islami  yang diwasiatkan Rasulullah  adalah :
1. Membuka kehidupan anak dengan kalimat  Laailahaillallah.
2. Mengenalkan tentang perintah dan larangan dan larangan dalam agama.
3. Menyuruh anak beribadah pada usia 7 tahun .
4. Mendidik anak untuk untuk mencintai Rasul, Keluarganya dan mencintai Al-qur'an.
5. Mengajarkan anak untuk berbakti  pada orang tua dan mencintai orang-orang shaleh.
6. Kecerdasan diperoleh melalui kemampuan dalam mengelola emosi dengan jalan   Empat P;
     PEKA,   PEDULI ,  POSITIF,   PARTISIPATIF..